Powered By Blogger

Falsafah Tri Dharma



Perjoangan gigih Pengeran SAMBERNYOWO melawan kekuasaan dan kekuatan Belanda yang menyelinap di dalam Pemerintahan Negara KARTOSURO, selama 16 tahun lamanya dan mendapat dukungan luas dikalangan rakyat yang setia kepada keadilan dan kebenaran, memerikan ,inspirasi kedemokrasian kepada Pangeran SAM­BERNYOWO yang setiap hari bergaul, berjoang dan hidup di-tengah' rakyat ibarat ikan didalam air (gerilya).
Per-tama2 inspirasi kedemokrasian itu tercetus dalam bentuk "Ikrar bersama" antara Pangeran SAMBERNYOWO pembantu2nya yang dekat yaitu Kyai Tumenggung KUDO­NOWARSO dan Kyai Ngabei RONGGOPANAMBANG, anggota-anggota pasukan2 tempurnya dan scluruh rakyat yang mendukungnya, yang berbunyi : "TIJI-TIBEH" yang berarti : "MATI SIJI MATT KABEH, MUKTI  MUK­TI KABEH". (satu ma ti  mati semua  satu bahagia bahagia semua ).
Hal ini merupakan landasan hidup dan kehidupan yang baru dalam alam feodalisme pada waktu itu. Ikrar "TI­JI-TIBEH" tersebut pada akhir perjoangan Pangeran SAM­BERNYOWO dikembangkan dan ditingkatkan menjadi falsafah dasar negara yang mengikat pemerintah dan rak­yatnya lahir bathin, yang sekarang ini secara teranean kita ungkapkan kembali dengan nama falsafah "TRI - DHARMA". Kita katakan demikian, karena sejak berdi­rinya Mangkunagaran dalam tahun 1757 Masehi hingga sampai pada zamannya mendiang Sri Mangkunagoro ke­VII (wafat tahun 1944 Masehi) falsafah TRI-DHARMA int tidak pernah- ditulis dan tidak pernah diucapkan se­cara blak-blakan, tetapi dimasukkan kedalam hati-sanu­bari kerabat dan rakyat Mangkunagaran melalui pendi­dikan mental, pelaksanaan tugas-pekerjaan negara seha­ri-hari, dimanifestasikan di dalam bentuk pikiran, tutur­kata, tingkah-laku disegala bidang hidup dan kehidupan masyarakat Mangkunagaran, sedemikian rupa sehingga falsafah TRI-DHARMA ini secara tidak disadari menda­rah mendaging pada setiap, insan trah - Mangkunagaran dari kota sampai di-gunung2, mulai dari anak-kecil sam­pai pada orang tua - pikun, dan menjiwai, setiap insan Mangkunagaran di dalam menunaikan tugasnya untuk lan­dasan pengabdian kepada Negara, Pemerintah dan Rakyat. Maka oleh karena itu falsafah TRI-DHARMA tersebut dapat juga kita katakan sebagai "Falsafak Perjoangan dan Pengabdian" untuk Negara, Nusa dan Bangsa.....TIJI TIBEH.

Tidak ada komentar: